Showing themes that are Seo, fast loading, light, fresh and professional.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Setiap perusahaan baik itu perusahaan dagang, perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu menjalankan aktivitas yang beragam. Setiap perusahaan akan berbeda cara perhitungan, terutama perusahaan manufaktur yang memproduksi dari barang mentah sehingga menjadi barang jadi, Dengan adanya makalah tentang perusahaan manufaktur ini diharapkan akan memberikan suatu pengetahuan yang terpadu dalam pengenalan kegiatan perusahaan manufaktur dengan lancar. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan perusahaan manufaktur adalah kesesuaian dan kecocokan antara sistem itu sendiri dengan aktivitas perusahaan. Salah satu aktivitas yang sering dilakukan adalah aktivitas yang berhubungan dengan Laporan keuangan perusahaan manufaktur.
Laporan keuangan perusahaan manufaktur adalah suatu proses pencatatan, pengklasifikasian dan pelaporan atas  kejadian ekonomi dan dilaporkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Kegiatan dalam suatu perusahaan manufaktur yaitu untuk mencapai produksi dan produktifitas yang optimal agar dapat digunakan untuk pengambilan-pengambilan keputusan atau kebijakan dalam memilih alternative sehingga operasional produksinya dapat lebih efektif dan efesien. Konsep dasar dalam penyusunan laporan keuangan adalah penyediaan data yang akurat dan dapat dipercaya, serta dapat teruji kebenarannya sehingga dapat diterima oleh semua pihak yang berkepentingan.
1.2.  Rumusan Masalah
Saat ini banyak generasi muda terutama kalangan para pelajar yang tidak peduli dengan ilmu pengetahuan tentang perusahaan, padahal hal ini sangat penting untuk bekal para pelajar ketika bekerja di suatu perusahaan, berikut ini adalah masalah-masalah yang sebenarnya terjadi saat ini.
1.      Mereka tidak mengenal apa itu perusahaan industri dan manufaktur ?
2.       Bagaimana sejarah sektor industri di Indonesia?
3.     Bagaimana konsep klasifikasi sektor industri dan industrialisasi?
4.       Bagaimana sistem produksi dalam perusahaan manufaktur?
5.     Bagaimana klasifikasi pada perusahaan manufaktur ?
6.     Bagaimana konsentrasi, daya saing, dan kebijaksanaan industri yang Indonesia terapkan?

7.     Bagaimanna tantangan perkembangan sektor industri di Indonesia dan bagaimana kontribusinya pada masyarakat?
8.     Bagaimana pengembangan industri di Indonesia?

1.3.Tujuan Penulisan

1.      Mereka bisa mengenal apa itu perusahaan industri dan manufaktur
2.       Mengetahui sejarah sektor industri di Indonesia
3.     Mengetahui konsep klasifikasi sektor industri dan industrialisasi
4.       Mengetahui sistem produksi dalam perusahaan manufaktur
5.     Mengetahui klasifikasi pada perusahaan manufaktur
6.     Mengetahui konsentrasi, daya saing, dan kebijaksanaan industri yang Indonesia terapkan
7.     Mengetahui bagaimanna tantangan perkembangan sektor industri di Indonesia dan bagaimana kontribusinya pada masyarakat
8.     Mengetahui pengembangan industri di Indonesia



























BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Perusahaan Industri
Dalam sebuah perekonomian sektor industri dianggap sebagai sektor yang mampu menjadi pimpinan dari sektor lain. Produk industri mempunyai nilai jual yang tinggi dari pada sekor lain. Hal tersebut dikarenakan produk inustri sangat beragam dan memberika nilai dan manfaat yang tinggi bagi masyarakat. Industri menjadi penolong bagi perekonomian suatu negara, sehingga pemerintah banyak memberikan kebijaksanaan- kebijaksanaan tentang industri. Namun kebijaksanaan itu terkadang tidak atau kurang diadaptasi dengan kondisi sosial masyarakat setempat, misalnya penguasaan teknologi, ketersediaan sumber daya, dll. Perkembangan sektor industri harus sejajar dan sejalan dengan sektor lain yang non industri seperti sektor pertnian, perkebunan, perikanan, dan sektor- sektor lain.
Istilah industrialisasi secara ekonomi diartikan sebagai kegiatan mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi, dapat pula diartikan sebagai himpunan perusahaan-perusahaan sejenis dimana kata industri dirangkai dengan kata yang menerangkan jenis industrinya. Misalkan industri obat-obatan, industri garmen, dan industri perkayuan, dsb.
2.2. Sejarah Industri di Indonesia
Pada tahun 1920an sektor industri di indonesia masih banyak yang dikuasai asing. Jenis industri yng ada ada saat itu adalah alat- alat rumah tangga. Tenaga kerja terpusat pada pertanian dan perkebunan demi memenuhi kebutuhan kolonial balanda. Perusahaan besar hanya ada dua buah saja. Pada tahun 1939 mayoritas tenaga kerja bekerja pada pengolahan makanan, tekstil, dan barang logam. Investasi pada masa itu sebagian besar dikuasai swasta. Pada masa kependudukan jepang industri berkembang buruk, ha itu karena larangan impor bahan mentah. Pada tahun 1951 pemerintah mendorong perkembangan industri kecil dan membatasi berkembangnya industri besar yang ikuasai asing. Tahun 1957 sektor indstri mulai mengalami kemunduran karena situasi politik yang belum mendukung dan kurangnya tenaga kerja yang trampil. Pada saat orde baru kebijakan ekonomi dikomplekskan dan salah satunya adalah mengundang investor asing. Kebijakan- kebijakan ekonomi ini mampu membawa Indonesia kedalam kondisi yang lebih baik.
Tahun 1920 an industri modern di Indonesia hampir semua dimiliki oleh orang asing, walau jumlahnya hanya sedikit. Industri kecil yang ada pada masa itu berupa industri rumah tangga seperti penggilingan padi, pembuatan gula merah ( tebu dan nira ), roko kretek, kerajinan tekstil, dan sebagian tidak terkoordinasi dengan baik.
Perusahaan modern hanya ada dua, yaitu pabrik rokok milik British American Tobaco (BAT) dan perakitan kendaan bermotor General Motor Car Assembly. Depresi ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1930an meruntuhkan perekonomian, mengakibatkan menurunnya penerimaan ekspor dari 1.448 gulden menjadi 505 gulden (1929) yang mengakibatkan penggaguran. Melihat situasi tersebut pemerintah Hindia Belanda mengubah system dari pola kenijakan ekonomidari sektor perkebunan ke sektor industri, dengan memberi kemudahan dalam pemberian ijin dan fasilitas bagi pendirian industri baru.
Berdasarkan Sensus Industri Pertama (1939), industri yang ada ketika itu memperkejakan 173  ribu orang di bidang pengolahan makanann, tekstil dan barang logam, semuanya milik asing, Pada masa PD II kondisi industrialisasi cukup baik, Namun setelah pendudukan Jepang keadaannya terbalik, Disebabkan larangan impor bahan mentah dan diangkutnya baranag capital ke Jepang dan pemaksaan tenaga kerja (romusha). Setelah Indonesia merdeka, mulai dikembangkan sektor industri dan menawarkan investasiwalau dalam tahap coba-coba. Tahun 1951 pemerintah meluncurkan RUP ( Rencana Urgensi Perekonomian). Program utamanya menumbuhkan dan mendorong industri kecil pribumi dan memberlakukan pembatasan industri besar atau modern yang dimiliki orang Eropa dan Cina.

2.3. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
1.      Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/tahu, dan industri makanan ringan.
2.      Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.
3.       Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.
4.       Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemampuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
Selain klasifikasi perusahaan industri berdasarkan tenaga kerja, adapun klasifikasi industri berdasarkan lokasi usaha. Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri. Berdasarkan lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi :
a.    Industri berorientasi pada pasar (market oriented industri), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.
b.     Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industri), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
c.     Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industri), yaitu industri yang didirikan dekat atau di tempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
d.    Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.
e.    Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industri), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.
2.4. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi
Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi :
1.    Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubel.
2.     Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
2.5.Klasifikasi industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian
Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga pengklasifikasian industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut :
a.    Industri Kimia Dasar (IKD)
Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan modal yang besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri yang termasuk kelompok IKD adalah sebagai berikut :
1.  Industri elektronika, misalnya : radio, televisi, dan komputer.
2.  Industri mesin listrik, misalnya : transformator tenaga dan generator.
3.  Industri kereta api, misalnya : lokomotif dan gerbong.
4    Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya : mobil, motor, dan    suku cadang kendaraan bermotor.
5.   Industri pesawat, misalnya : pesawat terbang dan helikopter.
6.   Industri logam dan produk dasar, misalnya : industri besi baja, industri alumunium, dan industri tembaga.
7.   Industri perkapalan, misalnya : pembuatan kapal dan reparasi kapal.
8.   Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya : mesin produksi, peralatan pabrik, dan peralatan kontruksi.
b.   Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)
Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut :
1.   Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya : mesin traktor, mesin hueler, dan mesin pompa.
2.   Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya : mesin pemecah batu, buldozer, excavator, dan motor grader.
3.   Industri mesin perkakas, misalnya : mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, dan mesin pres.
c.  Industri Kecil (IK)
Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya : industri kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).  
d.  Industri Pariwisata
Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata. Bentuknya bisa berupa wisata seni dan budaya (misalnya : pertunjukan seni dan budaya), wisata pendidikan (misalnya : peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum geologi), wisata alam (misalnya : pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan kehutanan), dan wisata kota (misalnya : melihat pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan).
2.6. Pengertian Perusahaan Manufaktur
Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual.
Istilah ini bisa digunakan untuk aktivitas manusia, dari kerajinan tangan sampai ke produksi dengan teknologi tinggi, namun demikian istilah ini lebih sering digunakan untuk dunia industri, dimana bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam skala yang besar.
Manufaktur ada dalam segala bidang sistim ekonomi. Dalam ekonomi pasar bebas, manufakturing biasanya selalu berarti produksi secara masal untuk dijual ke pelanggan untuk mendapatkan keuntungan.          
Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi:
(1) perancangan produk,
(2) pemilihan material, dan
(3) tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat.
Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Mengikuti definisi ini, manufaktur pada umumnya adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas sebagaiberikut:
- Perancangan Produk - Pembelian - Pemasaran
- Mesin dan perkakas - Manufacturing - Penjualan
- Perancangan proses - Production control - Pengiriman
- Material - Support services - Customer service
Hal-hal di atas telah melahirkan disiplin ilmu tentang teknik manufaktur. Sesuai dengan definisi manufaktur, keilmuan teknik manufaktur mempelajari perancangan produk manufaktur dan perancangan proses pembuatannya serta pengelolaan sistem produksinya (sistem manufaktur). Meskipun teknik manufaktur pada berbagai perguruan tinggi memiliki ke-khas-an sendiri-sendiri namun selalu ada bagian yang sama pada jurusan-jurusan tersebut. Keilmuan teknik manufaktur selalu berbasis kepada aktifitas pembuatan produk manufaktur yang melibatkan berbagai aktifitas dan sumberdaya seperti yang telah diuraikan di atas.
Jika dicermati, bidang ilmu teknik manufaktur sesungguhnya merupakan sinergi (gabungan yang saling menguatkan) dari jurusan teknik mesin dan teknik industri. Dari teknik mesin diadopsi ilmu-ilmu yang terkait dengan perancangan produk dan perancangan proses pembuatan, sedangkan dari teknik industri diadopsi ilmu-ilmu yang terkait dengan pengelolaan sistem di industri manufaktur (industri yang menghasilkan produk manufaktur). Dengan demikian akan ada beberapa matakuliah yang bisa dijumpai terdapat pada ketiga jurusan tersebut (overlapping).
Karena sinergi tersebut, di beberapa perguruan tinggi yang belum memiliki teknik manufaktur sebagai jurusan tersendiri, keilmuan teknik manufaktur biasanya menjadi bagian dari jurusan teknik mesin atau teknik industri. Dengan demikian banyak bidang ilmu di kedua jurusan tersebut yang juga dipelajari di jurusan teknik manufaktur.
Seperti yang telah dituliskan sebelumnya, teknik manufaktur berhubungan dengan produk-produk manufaktur. Yang dimaksud produk manufaktur di sini adalah produk-produk yang pembuatannya melalui berbagai proses manufaktur. Sebagai ilustrasi, mari kita perhatikan dan kita periksa beberapa obyek di sekitar kita: arloji, kursi, stapler, pensil, kalkulator, telpon, panci dan pemegang lampu. Kita segera akan menyadari bahwa semua obyek tersebut mempunyai bentuk yang berbeda. Benda-benda tersebut tidak akan bisa kita jumpai ada di alam ini sebagaimana seolah-olah tersedia begitu saja di ruangan kita. Benda-benda tersebut telah ditransformasikan (diciptakan/dibuat) dari berbagai material dan dirakit hingga menjadi benda-benda yang kita pergunakan sehari-hari.
Beberapa obyek terdiri dari satu komponen, seperti paku, baut, kawat, gantungan baju. Namun demikian, kebanyakan obyek – mesin pesawat terbang (ditemukan tahun 1939), ballpoint (1938), panggangan roti (1926), mesin cuci (1910), AC (1928), lemari es (1931), mesin fotocopy (1949), dan semua jenis mesin, serta ribuan produk lainnya - dibangun dari perakitan sejumlah komponen yang terbuat dari berbagai jenis material. Semua komponen tersebut dibuat melalui berbagai proses yang disebut manufaktur (manufacturing). Di samping produk-produk akhir tersebut, manufaktur juga melibatkan aktifitas dimana produk yang dibuat dipergunakan untuk membuat produk. Produk tersebut adalah mesin-mesin yang dipakai untuk membuat berbagai macam produk. Misalnya mesin press untuk membuat plat lembaran menjadi bodi mobil, mesin-mesin untuk membuat komponen, atau mesin jahit untuk memproduksi pakaian. Aspek yang sama pentingnya adalah perbaikan dan perawatan (service and maintenance) mesin-mesin tersebut selama umur hidupnya.
Contoh Permasalahan Dalam Pengembangan Produk Manufaktur
Sebagai contoh permasalahan di dalam perancangan dan pembuatan produk manufaktur, berikut ini diilustrasikan bagaimana permasalahan di dalam perancangan dan pembuatan paper clip. Paper clip, benda yang sangat sederhana yang kita jumpai sehari-hari, dikembangkan pertamakali oleh Johan Vaaler, seorang warganegara Norwegia dan menerima hak paten pada tahun 1901.
Anggaplah bahwa kita akan memproduksi paper clip. Sebelum proses produksi berlangsung, langkah pertama adalah merancang paper clips tersebut. Pada proses merancang produk tersebut, berbagai pertanyaan akan muncul, material jenis apa yang akan dipilih untuk membuat produk tersebut? Apakah material logam atau non logam seperti plastik? Jika dipilih logam, logam jenis apa? Jika dipilih material kawat, berapakah diameternya? Apakah penampangnya harus berbentuk bundar atau ada yang berbentuk lain? Jika kehalusan permukaan kawatnya penting, seberapa kasar seharusnya? Bagaimana caranya membentuk paper clip dari kawat tersebut? Apakah ditekuk dengan tangan atau dengan menggunakan alat bantu? Jika diperlukan, mesin apa yang harus dirancang atau dibeli untuk membuat memproduksinya? Jika sebagai perusahaan mendapatkan order 100 buah clip atau 1 juta clip, apakah pendekatan manufakturnya akan berbeda?
Kekakuan dan kekuatan juga tergantung kepada diameter kawat dan desain klip. Termasuk di dalam proses perancangan adalah pertimbangan-pertimbangan seperti jenis (style), penampilan fisik (appearance) dan kehalusan permukaan dari clip tersebut. Perhatikan, misalnya, bahwa beberapa jenis klip memiliki goresan di permukaannya, untuk memberikan gaya tekan yang lebih baik.
Setelah menyelesaikan perancangan, material yang cocok harus dipilih. Pemilihan material memerlukan pengetahuan tentang kebutuhan akan fungsi dan pemakaian produk tersebut, dan ini mengarahkan kepada pemilihan material yang tersedia secara ekonomis untuk memenuhi tuntutan tersebut pada harga yang sedapat mungkin paling murah. Pemilihan material juga melibatkan pertimbangan akan ketahanannya terhadap korosi, karena clip seringkali dipegang dan kontak dengan kotoran serta gangguan lingkungan lainnya. Perhatikan, kadang-kadang ada bekas karat akibat yang ditinggalkan oleh clip pada kertas yang disimpan pada waktu yang lama.
Banyak hal tentang clip ini yang harus ditanyakan. Apakah material yang dipilih bisa menahan lekukan (bending) pada saat proses pembuatan, tanpa retak atau patah? Bisakah kawat dipotong tanpa mengakibatkan keausan pada pisaunya? Akankah bekas potongannya halus atau meninggalkan permukaan yang tajam?
Akhirnya, metode pembuatan apakah yang paling ekonomis pada laju produksi yang diperlukan, sehingga kompetitif di pasar dan menghasilkan keuntungan. Selanjutnya, metode pembuatan yang tepat dengan perkakas yang tepat, mesin dan peralatan harus dipilih untuk membentuk kawat menjadi paper clip.
Contoh di atas adalah contoh berbagai masalah di dalam produksi suatu produk yang relatif sederhana, pada produk-produk lain mungkin akan dijumpai masalah-masalah yang jauh lebih rumit. Terutama bila produk tersebut melibatkan teknologi tinggi dan diproduksi dalam jumlah banyak sehingga melibatkan banyak mesin, fasilitas maupun tenaga kerja. Sebuah mobil, misalnya, terdiri dari sekitar 15.000 komponen, pesawat terbang transport C-5A terbuat dari lebih dari empat juta komponen dan pesawat Boeing 747-700 terbuat dari enam juta komponen. Semuanya dibuat dengan bermacam-macam proses yang disebut manufaktur (manufacturing). Dengan demikian bisa dibayangkan luasnya area industri manufaktur, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling canggih. Bagi kebanyakan negara industri, manufaktur merupakan tulang punggung perekonomian. Sebagai aktifitas ekonomi manufaktur menyumbang 20 hingga 30% nilai dari produk dan jasa yang dihasilkan di suatu negara.
Kenyataan itu telah membuktikan bahwa peluang sarjana teknik manufaktur masih terbentang luas.
2.7.  Jenis-Jenis Perusahaan Industri Manufaktur
Manufaktur adalah komponen besar dari ekonomi modern. Semuanya dari merajut untuk ekstraksi minyak untuk produksi baja berada di bawah deskripsi manufaktur. Konsep manufaktur terletak pada gagasan mengubah bahan baku, baik organik atau anorganik, menjadi produk yang digunakan oleh masyarakat. Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika mengklasifikasikan manufaktur menjadi ratusan subfield dan sub-subbidang. Daftar ini akan menyederhanakan ke dalam enam sektor umum.
1.    Pakaian dan Tekstil
Pakaian dan tekstil yang berbasis di sekitar pengolahan wol mentah untuk membuat kain, serta merajut dan menjahit untuk membuat pakaian. Industri ini mencakup penjahit dan semua yang terlibat dengan kain dan menjahit. Ini juga mencakup semua penggunaan produk wol dan baku lainnya untuk membuat handuk dan seprai. Sintetis seperti polyester dimasukkan dalam manufaktur kimia. Materi, bukan produk, adalah di pusat mendefinisikan sektor ini.
2.    Minyak, Kimia dan Plastik
Sektor ini terlibat dalam mengganti oli bahan kimia, batubara dan minyak mentah menjadi produk yang dapat digunakan. Bagian dari sektor ini meliputi pembuatan sabun, resin, cat dan pestisida. Hal ini juga mencakup pembuatan obat-obatan. Karet manufaktur dianggap sebagai bagian dari pekerjaan plastik. Tentu saja, itu juga mencakup penggunaan minyak mentah untuk membuat plastik tertentu, serta bensin dan bahan kimia lainnya.
3.    Elektronika, Komputer dan Transportasi
Bidang ini erat terkait, meskipun biasanya mereka diperlakukan sebagai bidang yang berbeda. Banyak produk di bidang ini menggunakan daya listrik, dan semua menggunakan sumber daya. Bidang ini mencakup semua peralatan dan mikro-prosesor, semi-konduktor dan chip. Ini juga mencakup semua peralatan audio-visual. Sektor transportasi mendefinisikan diri, termasuk semua, kereta api mobil dan pesawat yang tidak jatuh di bawah sektor lain, seperti pekerjaan logam atau manufaktur kimia.
4.    Makanan
Pangan, pertanian dan peternakan penggalangan adalah yang paling sederhana dari semua industri manufaktur. Dimasukkannya pertanian hari ke manufaktur menunjukkan bagaimana pertanian telah berubah selama bertahun-tahun, lebih meniru sebuah pabrik untuk produksi pangan dari pertanian organik-gaya abad yang lalu. Sektor ini mencakup semua bentuk produksi pangan, dari peternakan ke meja makan, termasuk hal-hal seperti pengalengan dan memurnikan.
5.    Logam
Seiring dengan minyak dan manufaktur kimia, logam juga merupakan bagian dari apa yang sering disebut “industri berat,” sementara sisanya dari sektor kadang-kadang disebut “industri ringan,” atau “berorientasi konsumen industri.” Logam mencakup semua besi, manufaktur aluminium dan baja, serta keterampilan penempaan, pelapisan ukiran, dan stamping.
6.    Kayu, Kulit dan Kertas
Produk-produk ini semua agak sederhana untuk mendefinisikan dan memahami. Kayu mencakup semua bentuk lantai manufaktur atau perumahan, serta menggergaji dan laminating. Kulit mencakup semua penyamakan dan menyembuhkan (sementara penciptaan pakaian kulit berada di bawah tekstil). Proses kertas dilambangkan oleh pembersihan dari pulp kayu mentah menjadi produk kertas dari berbagai jenis.
2.8. Karakteristik Perusahaan Manufaktur
Karakteristik perusahaan manufaktur memiliki sifat yang berbeda dengan jenis perusahaan jasa. Konsep perbedaan karakter ini menjadi salah satu hal yang menyebabkan perbedaan strategi kedua jenis perusahaan ini memiliki perbedaan.
Salah satu strategi yang mempertimbangkan masalah karakteristik perusahaan manufaktur ini terkait dengan penetapan konsep 4P dalam pemasaran mereka. Yaitu meliputi Product, Price, Place dan Promotion. Sebuah perusahaan manufaktur harus mempertimbangkan produk apa yang akan mereka ciptakan serta menentukan harga jual pada produk tersebut.
Jika antara produk dan harga sudah terselesaikan, hal selanjutnya yang perlu dipikirkan adalah tentang Place, yaitu dimana produk tersebut hendak dipasarkan. Agar bisa meraih konsumen dalam proses pemasaran produk tersebut, perusahaan harus bisa menciptakan komunikasi pemasaran dalam rangka pelaksanaan proses promosi.
Hal ini demi memperkenalkan masyarakat tentang sebuah produk dan juga nilai penting produk tersebut bagi masyarakat. Selain itu, masyarakat juga akan diedukasi dimana bisa mendapatkan produk yang dipasarkan tersebut.
Sebagai perusahaan yang memproduksi barang, maka karakteristik perusahaan manufaktur lebih bersifat komplek. Sebab, hal ini terkait dengan sistem yang dijalankan perusahaan tersebut. Untuk jenis perusahaan jasa, tidak melewati masa produksi barang. Mereka hanya bersifat sebagai perantara antara penyedia kebutuhan dan pengguna saja.
 Beberapa karakteristik perusahaan manufaktur menurut teori adalah sebagai berikut :
a.     Produk yang dihasilkan bisa dilihat secara kasat mata atau memiliki wujud. Sementara pada perusahaan jasa, produk yang mereka hasilkan yakni jasa, tidak bisa dilihat namun hanya bisa dirasakan.
b.    Konsumen tidak memiliki peran dalam proses produksi sebuah perusahaan manufaktur. Dalam karakteristik perusahaan manufaktur ini, konsumen hanya akan menikmati hasil produksi saja.
c.     Konsumen bisa menilai suatu produk saat belum menggunakan produk tersebut atau juga setelah menggunakan produk tersebut. Sedangkan pada perusahaan jasa, seorang konsumen harus mengkonsumsi layanan jasa untuk bisa memberikan penilaian atas produk yang dihasilkan perusahaan jasa.
d.    Untuk proses penyampaian pada konsumen, bisa dilakukan tanpa memerlukan kontak fisik. Salah satunya melalui jasa distributor atau memanfaatkan sistem pemasaran modern menggunakan internet.
e.     Adanya ketergantungan konsumen untuk mencari produk yang ada. Sehingga, produsen memiliki kewenangan mutlak untuk menyediakan jumlah barang di pasaran. Hal ini berdampak pada harga jual sebuah produk. Karena makin sedikit barang yang tersedia, makin tinggi harga produk tersebut jika permintaan tidak berkurang.
2.9. Peranan Sektor Industri dalam Pembangunan Ekonomi
Industrialisasi sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Dengan kata lain, pembangunan industri itu merupakan suatu fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat, bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk hanya sekedar mencapai fisik saja.
Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal sumber daya alam dan sumber daya lainya. Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia. Dengan demikian dapat diusahakan secara “vertikal” semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus secara “horizontal” semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang semakin bertambah. Banyak pendapat muncul bahwa industri itu mempunyai peranan penting sebagai sektor pemimpin (leading sektor). Sektor pemimpin ini maksudnya adalah dengan adanya pembangunan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainya seperti sektor pertanian dan sektor jasa. Pertumbuhan industri yang pesat akan merangsang pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan bahan-bahan baku bagi industri. Sektor jasapun berkembang dengan adanya industrialisasi tersebut, misalnya berdirinya lembaga-lembaga keuangan, lembaga-lembaga pemasaran/periklanan, dan sebagainya, yang kesemuanya itu nanti akan mendukung lajunya pertumbuhan industri. Seperti diungkapkan sebelumnya, berarti keadaan menyebabkan meluasnya peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli). Kenaikan pendapatan dan peningkatan permintaan (daya beli) tersebut menunjukkan bahwa perekonomian itu tumbuh sehat
UNIDO (United Nations for Industrial Development Organization) mengelompokkan negara-negara sebagai berikut (Muhammad, 1992) :
1.      Kelompok negara non-industri apabila sumbangan sektor industri terhadap PDB kurang dari 10 persen.
2.      Kelompok negara dalam proses industrialisasi apabila sumbangan tersebut antara 10-20 persen.
3.      Kelompok negara semi industrialisasi jika sumbang tersebut antara 20-30 persen.
4.      Kelompok negara industri jika sumbangan tersebut lebih dari 30 persen.
Perroux mengatakan, pertumbuhan tidak muncul di berbagai daerah pada waktu yang sama. Pertumbuhan hanya terjadi di beberapa tempat yang disebut pusat pertumbuhan dengan intensitas yang berbeda. Inti pendapat Perroux (dalam Muhammad, 1992) adalah sebagai berikut :
1.      Dalam proses pembangunan akan timbul industri pemimpin yang merupakan industri penggerak utama dalam pembangunan suatu daerah. Karena keterkaitan antar industri sangat erat, maka perkembangan industri pemimpin akan mempengaruhi perkembangan industri lain yang berhubungan erat dengan industri pemimpin tersebut.
2.      Pemusatan industri pada suatu daerah akan mempercepat pertumbuhan perekonomian, karena pemusatan industri akan menciptakan pola konsumsi yang berbeda antar daerah sehingga perkembangan industri di daerah tersebut akan mempengaruhi perkembangan daerah-daerah lainya.
3.      Perekonomian merupakan gabungan dari sistem industri yang relatif aktif dengan industri-industri yang relatif pasif yaitu industri yang tergantung dari industri pemimpin atau pusat pertumbuhan. Daerah yang relatif maju atau aktif akan mempengaruhi daerah-daerah yang relatif pasif.
2.10. Keterkaitan antar Industri
Pendapat-pendapat yang mendukung investasi dalam bidang industri sebagai suatu prioritas pembangunan bukan hanya didasarkan pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pertumbuhan industri menyertai pembangunan. Para penganjur industri menunjukkan bahwa industri merupakan suatu sektor pemimpin karena industri tersebut merangsang dan mendorong investasi-investasi di sektor-sektor lain juga. Pola perkembangan industri dimana barang hasil produksi suatu industri dimanfaatkan oleh industri lainnya adalah bentuk keterkaitan antar industri.
Konsep pertumbuhan tidak seimbang menunjukkan bahwa pertumbuhan yang cepat dari satu atau beberapa industri mendorong perluasan industri-industri lainnya yang terkait dengan sektor industri yang tumbuh lebih dahulu tersebut. Keterkaitan-keterkaitan ini bisa keterkaitan ke belakang, misalnya industri tekstil menyebabkan peningkatan produksi kapas atau zat-zat pewarna untuk disediakan bagi industri tekstil tersebut. Keterkaitan tersebut bisa juga keterkaitan ke depan, misalnya adanya industri tekstil domestik mendorong tumbuhnya investasi dalam industri pakaian jadi.
2.11. Industri dan Tujuan Pembangunan
Setelah melihat industri dari berbagai perspektif, maka dapat disimpulkan peranan yang diharapkan dari industri terhadap pembangunan. Pertama, industrialisasi bukanlah suatu “obat yang paling mujarab” untuk mengobati keterbelakangan. Tidak ada satupun faktor produksi, atau kebijaksanaan, atau sektor, yang bisa menyelesaikan secara sendiri-sendiri proses pembangunan. Demikian pula halnya dengan industri. Tetapi sektor industri mempunyai 2 pengaruh yang penting dalam setiap program pembangunan. Pertama, produktivitas yang lebih besar dalam industri merupakan kunci untuk meningkatkan pendapatan per kapita. Kedua, industri pengolahan memberikan kemungkinan-kemungkinan yang lebih besar bagi Industri Subsitusi Impor (ISI) yang efesien dan meningkatkan ekspor daripada industri primer.
Jika industrialisasi bukan merupakan obat yang mujarab bagi keterbelakangan, demikian juga halnya pembangunan perdesaan. Masing-masing membutuhkan yang lainnya, dan akan gagal jika pertumbuhan tidak seimbang serta terlalu jauh. Industri bisa menyediakan input-input produktif, terutama pupuk dan peralatan pertanian yang sederhana, bagi pertanian. Jika kebijaksanaan luar negeri dijalankan dan industri pengolahan telah efisien, input-input tersebut bisa ditawarkan dengan harga yang lebih murah daripada harga impor. Hubungan tersebut bisa kebalikannya, karena pertanian menyediakan bahan-bahan baku untuk industri, misalnya kapas, tembakau atau karet.
Pertanian dan industri juga saling menyediakan pasar bagi barang-barang produksinya masing-masing. Jika pendapatan sektor pertanian tersebut tumbuh secara merata. Dimana di butuhkan land-reform dan pembangunan pedesaan yang sangat meluas, maka industri akan menikmati pasar yang lebih luas bagi barang-barang konsumsinya. Sejalan dengan itu. Pertumbuhan pendapatan di perkotaan yang didorong  oleh perluasan industri, akan mendorong pertumbuhan output pertanian dan produktivitas melalui kenaikan permintaan akan pangan. Namun demikian, kunci dari permintaan akan pangan tersebut adalah tingkat pengerjaan yang meningkat dan perbaikan distribusi pendapatan di perkotaan.
2.12. Industri Subsitusi Impor (ISI)
Salah satu strategi industrialisasi yang dilaksanakan Indonesia, sejak zaman pemerintahan Orde Baru adalah Industri Subsitusi Impor (ISI). ISI ini diharapkan bisa menghasilkan barang-barang baru dalam negeri yang semula diimpor. Setelah subsitusi impor berhasil, baru kemudian sebagian hasil produknya diekspor. Jadi subsitusi impor ini memegang peranan penting dalam mengenalkan barang-barang baru yang dulunya diimpor dan kemudian dihasilkan sendiri.
Alasan untuk mengadakan ISI ini sebenarnya berbeda-beda antara suatu negara dengan negara lain. Namun demikian, berikut dijelaskan beberapa alasan penting.
ISI dimaksudkan untuk mengurangi atau menghemat penggunaan devisa. Seperti diketahui, hampir semua negara berkembang seringkali mengalami kekurangan devisa. Oleh karena itu, devisa yang sedikit harus digunakan secara efektif dan efesien.
Dengan adanya ISI biasanya pemerintah melakukan proteksi terhadapnya dengan cara pembatasan barang-barang impor. Pembatasan barang-barang impor tersebut tentu saja akan mengurangi jumlah barang-barang impor, sementara itu permintaan di dalam negeri masih tetap besar, sehingga pada akhirnya para pengusaha dalam negeri terdorong untuk meningkatkan produksi barang-barang yang terkena pembatasan impor tersebut. Dengan kata lain, ISI ini bisa merangsang kegiatan ekonomi para pengusaha di dalam negeri.
ISI bisa dimaksudkan untuk segera dapat memenuhi kebutuhan sendiri akan berbagai barang industri dan juga karena semangat kemerdekaan yang timbul di negara berkembang, yang kemudian diikuti pula oleh keinginan untuk mencapai kemerdekaan dalam bidang ekonomi.
Alasan lain bagi adanya ISI adalah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi di dalam negeri. Walaupun suatu negara tidak mengalami kesulitan devisa, tetapi untuk memajukan perekonomian dan mendorong timbulnya industri-industri utama di dalam negeri, Negara tersebut melakukan proteksi dan memberikan berbagai macam fasilitas kepada para pengusaha. Dengan demikian keuntungan yang diperoleh para pengusaha bisa meningkat dan dapat mendorong kegiatan ekonomi lebih lanjut.
Dalam pelaksanaannya kebijaksanaan ISI, ada berbagai masalah yang dihadapi oleh negara berkembang yang melaksanakannya. Pertama, kualitas barang yang dihasilkan. Kualitas barang yang dihasilkan di dalam negeri sebagai barang subsitusi impor sering jauh lebih rendah daripada hasil produksi luar negeri. Kualitas yang rendah ini akan sulit untuk diekspor. Dengan demikian, ISI bukannya menghemat penggunaan devisa tetapi juga menurunkan penerimaan ekspor. Kedua, biaya produksi.pada tahap awal industrialisasi bisanya dibutuhkan biaya yang sangat besar digunakan untuk tenaga kerja, membeli mesin-mesin, dan membeli bahan-bahan baku yang diperlukan. Jadi modal yang diperlukan sangat banyak. Jika suatu negara mempuyai modal yang sedikit, maka dalam tahap awal indutrialisasinya terpaksa mendatangkan modal dan tenaga kerja dari luar negeri.
1.    Kaitan sektor pertanian dengan sektor industri
Pengalaman beberapa negara berkembang, antara lain India, RRC dan Filipina, telah menunjukan bahwa suatu sektor pertanian yang pertumbuhannya lamban dapat menghambat pertumbuhan ekonomi pada umumnya dan sektor industri pada khususnya. Hal ini dapat terjadi karena produksi pertanian yang lamban akan meningkatkan harga pangan, sehingga tingkat upah juga cenderung naik, sehingga pada akhirnya akan dapat menghambat pertumbuhan sektor industri.
2.    Skala ekonomis
Dapat memberikan dorongan yang lebih kuat kepada perusahaan-perusahaan yang baru daripada strategi ISI, karena perusahaan-perusahaan ini dapat menyusun rencana investasi, produksi, dan pemasaran mereka atas dasar potensi pasar domestik dan pasar ekspor. Dengan strategi promosi ekspor sejak semula dapat dibangun pabrik dengan skala ekonomi yang efisien, oleh karena dalam membangun pabrik-pabrik tersebut para pengusaha sudah merencanakan untuk memasarkan sebagian dari produksi mereka di pasar dunia.
3.    Dampak persaingan atas prestasi perusahaan
Produksi pertanian yang lamban akan meningkatkan harga pangan, sehingga tingkat upah juga cenderung naik, sehingga pada akhirnya akan dapat menghambat pertumbuhan sektor industri. Suatu segi positif yang penting dari strategi promosi ekspor adalah bahwa persaingan di pasar ekspor mengharuskan para pengusaha untuk menjajaki berbagai cara untuk menekan biaya produksi mereka sampai ke tingkat yang serendah-rendahnya, sehingga hasil produksi mereka dapat bersaing dalam harga di pasar ekspor.
4.    Kekurangan devisa atas pertumbuhan ekonomi
Jika kekurangan devisa dapat menghambat pertumbuhan ekonomi yang pesat pada tingkat makro ekonomi, skala investasi nasional perlu dikurangi, jika diperkirakan bahwa pada tahun mendatang akan dihadapi masalah kekurangan devisa.
2.13. Tantangan Perkembangan Sektor Industri dan Kontribusi Bagi Masyarakat
Tantangan perkembangan sektor industri
1)   Meningkatnya daya saing dan keunggulan kompetitif industri nasional yang mengandalkan pada keterampilan dan kreativitas sumber daya manusia, kemampuan teknologi dan kemampuan manajemen dengan tetap memanfa atkan keungulan komparatif yang dimiliki.
2)   Peningkatan kemampuan tenaga kerja industrial yang ahli dan trampil dalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan kebutuhan berbagai jenis industri termasuk mendorong untuk menguasai dan melaksanakan pengalihan berbagai jenis teknologi guna mendukung proses industrialisasi
3)   Menumbuhkan motivasi dan daya kreasi inovatif yang luas serta menciptakan iklim usaha dan persaingan yang sehat termasuk perlindungan hasil inovasi.
4)   Menggerakkan tabungan masyarakat dan menyalurkannya ke arah investasi yang produktif di sektor industri, dan secara efektif mampu memberikan dampak ganda terhadap proses akumulasi modal.
5)   Mengembangkan iklim investasi dan berbagai sistem insentif yang dapat lebih meningkatkan daya tarik investasi di sektor indsutri
6)   Perluasan basis pendukung industri dengan mengembangkan keterkaitan, persebaran, struktur produksi-ekspor-impor sebagai prasyarat terciptanya struktur industri yang kukuh
7)   Membangun perangkat kelembagaan yang mantap sehingga sektor industri senantiasa mampu tanggap dan terandalkan dalam menghadapi berbagai perkembangan ataupun perubahan yang timbul
8)   Mengembangkan dan mempercepat pertumbuhan industri kecil dan menengah secara lebih terarah, terpadu dan efektif sehingga menjadi tulang punggung struktur industri nasional
9)   Meningkatkan kemampuan industri kecil dan menengah yang telah mulai berkembang untuk memanfaatkan relokasi industri yang berasal dari negara maju ke Indonesia, khususnya industri skala menengah.
Menentukan pilihan kebijakan yang tepat untuk melaksanakan pembangunan industri yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan pengaturan tata ruang yang tepat.
Dalam upaya meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat sekitar sekitar, ada berbagai macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan memberdayakan masyarakat dalam bidang :
a.    Pengembangan Ekonomi misalnya kegiatan di bidan pertanian, peternakan, koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
b.    Kesehatan dan Gizi Masyarakat misalnya penyuluhan, pengobatan, pemberian gizi bagi balita, program sanitasi masyarakat dan sebagainya.
c.    Pengelolaan Lingkungan misalnya penanganan limbah, pengelolaan sampah rumah tangga, reklamasi dan penanganan dampak lingkungan lainnya.
Pendidikan, Ketrampilan dan Pelatihan misalnya pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi dan siswa tidak mampu, magang atau job training, studi banding, peningkatan ketrampilan, pelatihan dan pemberian sarana pendidikan.

Download File? Klik Link Dibawah

Related Posts

Hidup untuk dinikmati guys, santuy dan tetap bahagia, simpel person dan cinta damai.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Subscribe Our Newsletter

    1 Response to "Contoh Makalah Perusahaan Industri dan Manufaktur di Indonesia (Download Doc Pdf)"

    1. If you're trying to lose kilograms then you certainly have to start following this brand new custom keto diet.

      To create this service, certified nutritionists, fitness trainers, and professional cooks have joined together to provide keto meal plans that are powerful, suitable, economically-efficient, and delicious.

      From their first launch in January 2019, thousands of clients have already remodeled their body and well-being with the benefits a professional keto diet can offer.

      Speaking of benefits; in this link, you'll discover eight scientifically-proven ones given by the keto diet.

      ReplyDelete

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel