Showing themes that are Seo, fast loading, light, fresh and professional.



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu didalam diri seseorang. Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang terhormat dan tinggi. Apabila akhlaq dan tingkah laku perbuatan yang baik didalam kehidupan seseorang itu, maka dia akan memperoleh hasil yang baik pula. Puncak dari semua akhlak yang mulia itu, kelak dikemudian hari akan dinikmati oleh setiap ummat yang bertingkah laku dengan akhlak yang baik di dunia ini.
Akhlak bukanlah sekedar perilaku manusia yang bersifat dari lahir, tetapi merupakan bagian dari dimensi kehidupan seorang muslim yang mencakup aqidah, ibadah, akhlak dan syari’ah. Akhlak yang diajarkan oleh islam merupakan karakteristik tersendiri, jika dibandingkan dengan norma – norma akhlak yang lain. Karena, Akhlak merupakan peraturan yang datangnya dari Allah SWT sedangkan norma – norma yang lain datangnya dari ciptaan manusia.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Akhlak Islami dan ruang lingkupnya ?
2.      Bagaimana proses pembentukkan akhlak?
3.      Apa saja metode tentang pembinaan akhlak?
4.      Bagaimana manfaat akhlak mulia?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui akhlak islami dan ruang lingkupnya.
2.      Untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan akhlak tersebut.
3.      Untuk mengetahui metode tentang pembinaan akhlak.
4.      Untuk mengetahui apa saja manfaat akhlak mulia.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Akhlak[1]
Menurut bahasa (Etimologi) akhlak berasal dari bahasa arab yaitu akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, merupakan jamaknya khuluqun yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at. Akhlak sama dengan kesusilaan dan sopan santun. Khuluq merupakan gambaran sifat batin manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti raut wajah, gerak anggota badan dan seluruh tubuh. Khuluq (Akhlak) dalam bahasa yunani yaitu Ethicos atau ethos yang artinya adab kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Akhlak dalam kamus Al-Munjid diartikan sebagai ilmu tata karma, ilmu yang berusaha mengenal tingkah laku manusia, kemudian memberi nilai kepada perbuatan baik dan buruk sesuai norma – norma dan tata susila.
Menurut Terminologi, para ahli berbeda pendapat tentang akhlak tetapi sama – sama membahas tentang perilaku manusia.[2] Akhak menurut para ahli antara lain :
a.       Menurut Abduk Hamid, Akhlak adalah ilmu tentang keutamaan yang harus dilakukan dengan cara mengikutinya sehingga jiwanya terisi dengan kebaikan, dan tentang keburukan yang harus dihindarinya sehingga jiwanya kosong (bersih) dari segala bentuk keburukan.
b.      Menurut Ibrahim Anis, Akhlak adalah ilmu yang objeknya membahas nilai – nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia, dapat disifatkan dengan baik dan buruknya.
c.       Menurut Ahmad Amin, Akhlak adalah kebiasaan baik dan buruk.
d.      Menurut Soegarda Poerbakawatja, Akhlak adalah budi pekerti, watak, kesusilaan, dan kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliknya dan terhadap sesame manusia.
e.       Menurut Hamzah Ya’qub, Akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin.
Dari definisi berbagai pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara spontan tanpa pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada unsur paksaan.[3] Dorongan jiwa yang melahirkan perbuatan manusia pada dasarnya bersumber dari kekuatan batin yang dimiliki oleh setiap manusia, yaitu :
1.      Tabiat(pembawaan); yaitu suatu dorongan jiwa yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan manusia, tetapi disebabkan oleh naluri(gharizah) dan factor warisan sifat-sifat dari orang tuanya atau nenek moyangnya.
2.      Akal pikiran; yaitu dorongan jiwa yang dipengaruhi oleh lingkungan manusia setelah melihat sesuatu, mendengarkanya, merasakan serta merabanya. Alat kejiwan ini hanya dapat menilai sesuatu yang lahir (yang nyata)
3.      Hati nurani; yaitu dorongan jiwa yang hanya berpengaruh oleh alat kejiwaan yang dapat menilai hal-hal yang sifatnya absrak (yang batin) karena dorongan ini mendapatkan keterangan(ilham) dari allah swt.
Di dalam Mu’jam al-Wasith disebutkan bahwa ilmu akhlak adalah:
تُوْصَفُ بِاْلحَسَنِ وَ اْلقُبْحِ الَّتِى تُوْصَفُ بِاْلحَسَنِ وَ اْلقُبْحِ لأَعْمَالُ بِهِ اْلأَعْمَالُ اَحْكَامٌ تَتَعَلَّقُ مَوْضُوْعُهُ اْلعِلْمُ
Artinya : “Ilmu yang objek pembahasannya adalah tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang dapat disifatkan dengan  baik atau buruk.”
Ayat tersebut menjelaskan betapa pentingnya akhlak mulia itu, terutama untuk umat islam saat ini. Akhlak mulia merupakan cermin seorang muslim, mencerminkan kesucian hati dan fikirannya, sedangkan akhlak buruk mencerminkaan seseorang yang telah gelap hatinya sehingga ia tidak bisa menentukan  mana yang baik dan buruk baginya karena keburukan itu telah mendarah daging dalam dirinya.
Beberapa ciri-ciri khusus dari akhlak yaitu[4]:
·         Akhlak mempunyai suatu sifat yang teranam kuat di dalam jiwa atau lubuk hati seseorang yang menjadi kepribadiannya dan itu akan membuat berbeda dengan orang lain.
·         Akhlak mengandung perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, dalam keadaan bagaimana pun juga. Dengan kata lain akhlak merupakan adat kebiasaan yang selalu dilakukan oleh seseorang.
·         Akhlak mengandung perbuatan yang dilakukan karena kesadaran sendiri, bukan karena di paksa, atau mendapatkan tekanan dan intimidasi dari orang lain.
·         Akhlak merupakan manifestasi dari perbuatan yang tulus ikhlas, tidak di buat-buat.
Dibawah ini ada beberapa makna yang sama dengan kata akhlak, antara lain :
1.      Moral dan Akhlak[5]
Moral dan akhlak memiliki makna yang sama, hanya saja Akhlak berasal dari bahasa Arab, istilah ini akhirnya seperti menjadi ciri khas Islam. Secara substansif, memang tidak memiliki perbedaan, sebab keduanya memiliki wacana yang sama yaitu tentang baik dan buruknya perbuatan manusia. Akhlak merupakan konsep moral dalam Islam. Hal ini berarti bahwa akhlak identik dengan moral dengan substansi wacana pada nilai – nilai kemanusiaan. Jika mengacu pada kategori menurut para ahli, kategori yang dibuat itu berbeda – beda antara lain :
a.        Menurut Maududi dan Basil Mitchell, Akhlak termasuk dalam moralitas religius.
b.       Menurut Imam Abi al-Fadhl dalam lisan arab mengartikan Akhlak sebagai al-sahiyah yang berarti watak dan tabiat.
c.       Menurut Ibn Maskawaih, Akhlak sebagai keadaan jiwa yang karenanya menyebabkan munculnya perbuatan – perbuatan tanpa pemikiran atau pertimbangan yang dalam.
d.      Menurut Imam Al-Ghazali, Akhlak adalah keadaan sifat yang tertanam dalam jiwa yang darinya muncul perbuatan – perbuatan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
2.      Moral dan Etika[6]
Dalam bahasa inggris, ethic berarti system of moral principles atau a system of moral standard values. Secara singkat etika didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang kesusilaan(moral). Secara etimologis Etika dan moral memiliki makna yang sama. Tetapi, secara terminologis dalam posisi tertentu, etika memiliki makna yang berbeda dengan moral. Sebab, etika memiliki tiga posisi yaitu sebagai sistem nilai, kode etik, dan filsafat moral.
Sebagai sistem nilai, etika berarti nilai – nilai dan norma – norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Dalam posisi tersebut sebagian besar makna etika dipahami dan makna etika dan moral itu sama sehingga muncul istilah – istilah Etika Islami, Etika Budha, Etika Kristen dsb. Menurut Franz Magnis Suseno, Pengertian moral sebagai sistem nilai dapat diartikan sebagai keseluruhan norma dan penilaian yang digunakan oleh masyarakat untuk mengetahui bagaimana seseorang seharusnya menjalankan kehidupannya, bagaimana seseorang membawa diri, sikap – sikap dan tindakan mana yang harus seseorang kembangkan agar hidupnya sebagai manusia itu berhasil. Dengan alasan tersebut Frans memberikan istilah Etika Jawa sebagai judul bukunya.
Sebagai kode etik, etika berarti asas atau nilai moral dan menjadi landasan suatu aturan profesi yang tidak boleh dilanggar. Posisi etika yang lain adalah etika sebagai filsafat moral. Menurut Ahmad Amin, Etika sebagai ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh sebagian manusia yang lain, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk apa yang haus diperbuat.
Sebagai ilmu yang membahas tentang tingkah laku moral, maka pokok persoalan etika adalah perbuatan manusia itu sendiri, namun tidak semua perilaku manusia menjadi pokok persoalan etika.[7] Berikut ini macam-macam pokok persoalan etika antara lain :
a.       Al-A’mal al-Iradiyah, yaitu perbuatan yang dilakukan dengan kehendak atau ikhtiar.
b.      Al-A’mal Ghair al-Iradiyah, yaitu perbuatan yang dilakukan tanpa kehendak atau ikhtiar.
c.       Perbuatan Semu, yaitu perbuatan yang berdimensi etik, tetapi dilakukan dilua kesadarannya atau haya kehendaknya (ikhtiar).

3.      Kesusilaan dan Kesopanan[8]
Kesusilaan berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata “su” yang berarti lebih baik, dan kata “sila” berarti prinsip atau aturan hidup. Jadi kesusilaan adalah dasar-dasar aturan hidup yang lebih baik.
Sedangkan kesopanan berasal dari bahasa Indonesia yang berasal dari kata sopan yang artinya tenang, beradab, baik dan halus (perkataan ataupun perbuatan)
Istilah Etika dan ilmu Aklak adalah sama pengertianya sebagai suatu ilmu yang dapat dijadikan pedoman bagi manusia untuk melakukan perbuatan yang baik. Sedangkan istilah moral, kesusilaan, kesopanan, dan akhlaq sama pengertianya sebagai suatu norma untuk menyatakan perbuatan manusia. Jadi istilah ini bukan suatu ilmu tetapi merupakan suatu perbuatan manusia.
Istilah etika dan ilmu akhlaq dinyatakan sama bila ditinjau dari fungsinya. Tetapi bila ditinjau dari segi sumber pokoknya maka tentu keduanya berbeda. Dimana etika bersumber dari filsafat yunani, tetapi ilmu akhlak sumber pokoknya adalah al-qur’an dan hadits dan sumber pengembangannya adalah filsafat.
Istilah akhlaq dengan moral, kesusilaan dan kesopanan,dapat dilihat perbedaanya bila dipandang dari objeknya di mana akhlaq menitikberatkan perbuatan terhadap tuhan dan sesama manusia, sedangkan moral, kesusilan dan kesopanan hanya menitikberatkan perbuatan terhadap sesama manusia saja. Maka istilah akhlaq sifatnya teosentris meskipun akhlaq itu ada yang tertuju kepada manusia dan makluk-makluk lain,namun tujua utamanya hanya karena Allah swt semata. Tetapi kesusilaan dan kesopanan semata-mata sasaran dan tujuanya untuk manusia saja karena itu istilah tersebut bersifat antroposentris (kemanusian saja).
B.     Pembentukkan Akhlak[9]
Pembentukkan ilmu akhlak adalah pembahasan tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian menetapkannya apakah perbuatan itu tergolong baik atau tergolong buruk. Ilmu Akhlak dapat pula disebut sebagai ilmu yang berisi pembahasan dalam upaya mengenal tingkah laku manusia, obyek pembahasan ilmu akhlak berkaitan dengan norma atau penilaian terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Jika kita katakan baik atau buruk, maka ukuran yang harus digunakan adalah ukuran normative. Pokok-pokok masalah yang dibahas dalam ilmu akhlak pada intinya adalah perbuatan manusia yang baik maupun yang buruk sebagai individu maupun sosial. Tapi sebagian orang juga menyebutkan ilmu akhlak adalah tingkah laku manusia, namun perlu ditegaskan bahwa yang dijadikan obyek kajian ilmu akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas kehendak dan kemauan, sebenarnya mendarah daging dan telah dilakukan secara continue atau terus menerus sehingga mentradisi dalam kehidupannya.
Jadi yang dimaksud ilmu akhlak adalah ilmu yang mengkaji suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia yang dalam keadaan sadar, kemauan sendiri, tidak terpaksa, dan sungguh-sungguh atau sebenarnya bukan perbuatan yang pura-pura.
D.    Metode Pembinaan Akhlak[10]
Ada 6 metode pembinaan akhlak dalam perspektif islam, metodi yang diambil daro Al-Qur’an dan hadits serta para akar, diantaranya :
a.       Metode Uswah (Teladan)
Teladan adalah sesuatu yang pantas untuk diikuti, karena mengandung nilai-nilai kemanusiaan. Manusia teladan yang harus diteladani dan di contoh adalah Rasulullah SAW.
Aplikasi metode teladan, diantaranya adalah tidak menjelek-jelekkan seseorang, menghormati orang lain, membantu orang yang membutuhkan pertolongan, berpakaian yang sopan, tidak berbohong, tidak berjanji mungkir, membersihkan lingkungan, dan lain-lain ; yang paling penting orang yang diteladani, harus berusaha berprestasi dalam bidang tugasnya.
b.      Metode Ta’widiyah (pembiasaan)
Secara etimologi, pembiasaan asal katanya adalah biasa. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, biasa artinya lazim atau umum ; seperti sedia kala ; sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam ilmu jiwa perkembangan, dikenal teori konvergensi, dimana pribadi dapat dibentuk oleh lingkungannya, dengan mengembangkan potensi dasar yang ada padanya. Salah satu cara yang dapat dilakukan, untuk mengembangkan potensi dasar tersebut, adalah melalui kebiasaan yang baik. Oleh karena itu, kebiasaan yang baik dapat menempa pribadi yang berakhlak mulia. Aplikasi metode pembiasaan tersebut, diantaranya adalah, terbiasa dalam keadaan berwudhu’, terbiasa tidur tidak terlalu malam dan bangun tidak kesiangan, terbiasa membaca al-Qur’ab dan Asma ul-husna shalat berjamaah di masjid/mushalla, terbiasa berpuasa sekali sebulan, terbiasa makan dengan tangan kanan dan lain-lain. Pembiasaan yang baik adalah metode yang ampuh untuk meningkatkan akhlak peserta didik dan anak didik.


c.       Metode Mau’izhah (nasehat)[11]
Kata mau’izhah berasal dari kata wa’zhu, yang berarti nasehat yang terpuji, memotivasi untuk melaksanakannya dengan perkataan yang lembut.
Aplikasi metode nasehat, diantaranya adalah, nasehat dengan argumen logika, nasehat tentang keuniversalan Islam, nasehat yang berwibawa, nasehat dari aspek hukum, nasehat tentang “amar ma’ruf nahi mungkar”, nasehat tentang amal ibadah dan lain-lain. Namun yang paling penting, si pemberi nasehat harus mengamalkan terlebih dahulu apa yang dinasehatkan tersebut, kalau tidak demikian, maka nasehat hanya akan menjadi lips-service.
d.      Metode Qishshah (ceritera) 
Qishshah dalam pendidikan mengandung arti, suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran, dengan menuturkan secara kronologis, tentang bagaimana terjadinya sesuatu hal, baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja. Dalam pendidikan Islam, ceritera yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadis merupakan metode pendidikan  yang sangat penting, alasannya, ceritera dalam al-Qur’an dan Hadis, selalu memikat, menyentuh perasaan dan mendidik perasaan keimanan, contoh, surah Yusuf, surah Bani Israil dan lain-lain.
Aplikasi metode qishshah ini, diantaranya adalah, memperdengarkan casset, video dan ceritera-ceritera tertulis atau bergambar. Pendidik harus membuka kesempatan bagi anak didik untuk bertanya, setelah itu menjelaskan tentang hikmah qishshah dalam meningkatkan akhlak mulia.
e.       Metode Amtsal (perumpamaan)
Metode perumpamaan adalah metode yang banyak dipergunakan dalam al-Qur’an dan Hadis untuk mewujudkan akhlak mulia.
Dalam beberapa literatur Islam, ditemukan banyak sekali perumpamaan, seperti mengumpamakan orang yang lemah laksana kupu-kupu, orang yang tinggi seperti jerapah, orang yang berani seperti singa, orang gemuk seperti gajah, orang kurus seperti tongkat, orang ikut-ikutan seperti beo dan lain-lain. Disarankan untuk mencari perumpamaan yang baik, ketika berbicara dengan anak didik, karena perumpamaan itu, akan melekat pada pikirannnya dan sulit untuk dilupakan.
Aplikasi metode perumpamaan, diantaranya adalah, materi yang diajarkan bersifat abstrak, membandingkan dua masalah yang selevel dan guru/orang tua tidak boleh salah dalam membandingkan, karena akan membingungkan anak didik.
Metode perumpamaan ini akan dapat memberi pemahaman yang mendalam, terhadap hal-hal yang sulit dicerna oleh perasaan. Apabila perasaan sudah disentuh, akan terwujudlah peserta didik yang memiliki akhlak mulia dengan penuh kesadaran.
f.       Metode Tsawab (ganjaran) 
Aplikasi metode ganjaran yang berbentuk hadiah, diantaranya adalah, memanggil dengan panggilan kesayangan, memberikan pujian, memberikan maaf atas kesalahan mereka, mengeluarkan perkataan yang baik, bermain atau bercanda, menyambutnya dengan ramah, meneleponnya kalau perlu dan lain-lain.
Aplikasi metode ganjaran yang berbentuk hukuman, diantaranya, pandangan yang sinis, memuji orang lain dihadapannya, tidak mempedulikannya, memberikan ancaman yang positif dan menjewernya sebagai alternatif terakhir. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Nawawi dari Abdullah bin Basr al-Mani, ia berkata :
Aku telah diutus oleh ibuku, dengan membawa beberapa biji anggur untuk disampaikan kepada Rasulullah, kemudian aku memakannya sebelum aku sampaikan kepada beliau, dan ketika aku mendatangi Rasulullah, beliau menjewer telingaku sambil berseru ; wahai penipu”.

E.     Manfaat Akhlak Mulia[12]
Besar harapan  seseorang yang mempelajari dasar-dasar ilmu akhlak akan menjadi orang yang baik budi pekertinya. Ia menjadi anggota masyarakat yang berarti dan berjasa, Ilmu akhlak tidak menjamin seseorang menjadi baik dan berbudi luhur. Namun mempelajari akhlak dapat membuka mata hati seseorang untuk mengetahui yang baik dan buruk. Begitu pula memberi pengertian apa faedahnya jika berbuat baik dan apa pula bahayanya jika berbuat kejahatan.
Orang yang baik akhlaknya, biasanya banyak memiliki teman sejawat dan sedikit musuhnya. Hatinya tenang, riang dan senang. Hidupnya bahagia dan membahagiakan. Orang yang sempurna imannya niscaya sempurna pula budi pekertinya. Orang yang tinggi budi pekertinya mampu merasakan kebahagiaan hidup. Dia merasakan dirinya brguna, berharga, dan mampu menggunakan potensinya untuk membahagiakan dirinya dan orang lain.
Orang yang sehat mental dan berbudi luhur tidak merasa ambisius, tidak sombong dan tidak merasa rendah diri maupun apatis. Setiap orang dalam hidupnya bercita-cita memperoleh kebahagiaan, salah satu kebahagiaan tersebut adalah mampu menyucikan dirinya, yaitu suci dari sifat dan perangai yang buruk, suci lahir dan batin. Latihan sikap untuk selalu melaksanakan yang baik dan meninggalkan yang buruk secara bertahap, merupakan usaha pembinaan akhlak al-karimah.



[1] Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta, Amzah, 2007), hlm. 2
[2] Ibid, hlm. 3
[3] Inggrat welano, Makalah Pengertian akhlak, Ruang lingkup akhlaak, Manfaat, diakses dari https://iingwelano.blogspot.ac.id/2014/09/makalah-pengertian-akhlak-ruang-lingkup.html?m=1, pada tanggal 16 september 2016
[4] Inggrat welano, Makalah Pengertian akhlak, Ruang lingkup akhlaak, Manfaat, diakses dari https://iingwelano.blogspot.ac.id/2014/09/makalah-pengertian-akhlak-ruang-lingkup.html?m=1, pada tanggal 16 september 2016
[5] Tafsir, Zaenul Arifin, komarudin, Moralitas Al-Qur’an dan tantangan modernitas, (Yogyakarta, Gama Media Offset, 2002, hlm. 13
[6] Tafsir, Zaenul Arifin, komarudin, Moralitas Al-Qur’an dan tantangan modernitas, (Yogyakarta, Gama Media Offset, 2002, hlm. 15
[7] Ibid, hlm. 18
[8] Tafsir, Zaenul Arifin, komarudin, Moralitas Al-Qur’an dan tantangan modernitas, (Yogyakarta, Gama Media Offset, 2002, hlm. 21
[9] Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta, Amzah, 2007), hlm. 11
[10] Khusni Nadzif, Metode pembinaan akhlak dalam perspektif islam, diakses dari http://naturalofreligion.blogspot.co.id/2012/10/metode-pembinaan-akhlak-dalam.html, pada tanggal 20 september 2016
[11] Khusni Nadzif, Metode pembinaan akhlak dalam perspektif islam, diakses dari http://naturalofreligion.blogspot.co.id/2012/10/metode-pembinaan-akhlak-dalam.html, pada tanggal 20 september 2016
[12] Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta, Amzah, 2007), hlm. 16


Download Makalahnya disini

Related Posts

Hidup untuk dinikmati guys, santuy dan tetap bahagia, simpel person dan cinta damai.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Subscribe Our Newsletter

    1 Response to "Ahlak Islami dan Pembentukannya Download Contoh Makalah Pdf Doc"

    1. Wynn Hotel & Casino, Las Vegas - Mapyro
      Find 오산 출장샵 Wynn Hotel & Casino, Las 충주 출장샵 Vegas (MapYRO) location in Las 대구광역 출장마사지 Vegas, NV and other nearby places 양주 출장안마 to stay in 상주 출장마사지 and play.

      ReplyDelete

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel